Sabtu, 02 Februari 2013

Tasawuf Underground

SABAR ITU DIAM MENERIMA & GERAK UNTUK MELANGKAH
Bisa dikatakan, putus asa itu cermin hati yang kosong dari iman dan jauh dari Tuhan. Sebab bekal untuk cobaan adalah iman. Jika tak ada iman, jangan harap bisa mengahadapi cobaan dengan bijaksana, sabar, optimis dan selalu berprasangka baik.

Maka, sabar sebenarnya adalah diam dan gerak untuk melangkah. Diam untuk menerima keputusan Allah dan gerak untuk meraih rahmat-Nya.

Allah berfirman, "Katakanlah! 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah kamu putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang."(QS Az-Zumar 39: 53)

Sabar juga bisa berarti berusaha untuk memecahkan masalah dan menyerahkan berbagai hasil usaha kita dengan pasrah kepada Allah. Jadi, sabar itu bermuatan positif dan aktif, bukan pasif dan berprasangka buruk. Karena itu Allah berfirman, "Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik!" (QS Al-Maarij 70: 5)
Dan, percayalah bahwa janji Allah itu pasti benar. Allah tak akan menyia-nyiakan usaha kita, tidak pula memberi beban yang tak bisa dipikul oleh hamba-Nya.

Allah berfirman, "Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan memohon ampunlah untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi."(QS Al-Mukmin 40: 55)
Semoga bermanfaat!

Kamis, 25 Oktober 2012

MAKNA WUKUF

Sebaik-baik doa pada hari Arafah, dan sebaik-baik yang kubaca dan dibaca pula oleh nabi-nabi sebelumku yaitu Lailaha illallahu wahdahula syarikalah, lahulmulku wala hul hamdu wa huwa ‘ala kulii syai-in qodiir (Tiada Tuhan kecuali Allah dan tidak ada sekutu bagiNYA, bagiNYA segala kerajaan dan segala puji. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan dan Dialah Maha berkehendak)

 Secara bahasa Wukuf artinya Berhenti, berdiam diri atau jeda. Wukuf di Padang Arafah merupakan salah satu Rukun terpenting dari rangkaian ibadah haji. Semua jamaah haji diwajibkan berdiam di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar pada 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idhul Adha.

Wukuf merupakan ibadah unik. Keunikannya adalah tidak disyaratkan mesti suci dari hadas bagi semua Muslim yang melakukannya, baik laki-laki maupun perempuan.

Wukuf adalah ibaah puncak dari keseluruhan ritual haji. Sangat vitalnya Wkuf dalam ibadah haji menunjukkan betapa wukuf memiliki makna substansial penuh pelajaran.

Kehadiran jamaah haji di Padang arafah yang tidak bersyarat terhindar dari hadas mempunyai makna semua manusia dari segala golongan nantinya akan berkumpul di Padang Mahsyar saat hari perhitungan (hisab).

Berkumpulnya jamaah di satu lokasi khusus memang sarat dengan simbol-simbol terkait dengan kehidupan manusia. Wukuf adalah refleksi dari pusaran hidup manusia. Arafah menjadi tamsil bahwa nantinya seluruh manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-An'am (6) ayat 51, ayat ini mengandung pengertian, semua manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di dunia.

Wukuf mengajarkan setiap Muslim bahwa Allah SWT tidak lalai dan lengah terhadap perbuatan sekecil biji zarrah atau hanya berupa pikiran dan niat dalam hati. Semua terpantau dan tercatat jelas dengan keagungan Allah SWT.

Wukuf merupakan peringatan bagi manusia bahwa Allah SWT adalah tempat kembali semua makhluk pada hari kiamat. Pada hari itu, seluruh hukum dan aturan yang dibuat manusia tidak berlaku kecuali hukum Allah SWT. "Dan dengan hukum inilah Allah SWT membuat perhitungan".

Berdiam diri saat wukuf bukan berarti tidak melakukan apa-apa tanpa makna. Justru saat-saat hening dan tenang hendaknya diisi dengan dzikir, berdoa dan instropeksi diri.

Bagi mereka yang sebelum berhaji masih dilingkupi dengan aktifitas tercela, prosesi wukuf sangat baik untuk dikenang sebagai pengingat kalau Allah SWT pasti melimpahkan rahmat atas perilaku baik manusia dan menurunkan hukuman akibat kelakuan buruk manusia sendiri.

Intinya, Allah SWT tidak memerlukan apa-apa dari kita para hambanya. Kitalah yang harus menunjukkan rasa syukur atas berkah kehidupan yang mulia ini.

Rabu, 10 Oktober 2012

"Menjadi Orang Yang Baek"


Sobat untuk mempunyai tingkah laku yang baik itu sangat sulit. Kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan baik itu sendiri. Berikut ini beberapa pedoman dasar bertingkah laku dengan baik dan mempertahankan sikap positip pada diri kita.

Jangan Marah
        Banyak orang terpaksa bertingkah marah ketika mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkan.Beberapa orang melakukan ini tanpa menyadarinya. Berteriak-teriak tentang ketidakadilan situasi ini tidak akan mengubah segala sesuatunya. Sebaliknya tindakan seperti ini akan membangkitkan lebih banyak emosi negatif dan memperbesar api kemarahan.
        Orang-orang yang kita hadapi mungkin tidak akan menyerah karena kita hanya  terus merengek. Kita harus belajar mengenali tanda-tanda ketika kita meredakan kemarahan dan memaksa diri kita melangkah ke depan dan mengambil pandangan yang rasional terhadap masalah yang kita hadapi. Karena segala sesuatunya pasti ada jalan keluar

Jangan Menyimpan Dendam
       Hampir setiap orang bisa memikirkan setidaknya satu orang yang kita sumpahi untuk tidak akan mau lagi bicara dengannya selama kita hidup. Kita mungkin bisa menilai orang2 di sekitar kita yang termasuk kategori ini atau bahkan diri kita sendiri. Menyimpan dendam terhadap seseorang bisa terjadi secara spontan atau bisa jadi telah di rencanakan dengan baik karena adanya pertentangan atau selisih pendapat.
       Namun demikian,kita harus bisa melepaskan dendam untuk mempertahankan suatu sikap positif. Mempertahankan perasaan2 negatif terlalu lama untuk jangka waktu yang lama akan menodai ladang mental kita dan memberi suplai negatifitas secara otomatis kapan saja kita di ingatkan tentang orang yang kita musuhi.
      Dengan menyimpan dendam,kita membuang energi yang sebaliknya bisa kita gunakan untuk memperkaya kehidupan kita sendiri. Melepaskan dendam membuat kita menjadi orang yang lebih baik.

Jangan Menyimpan Amarah
      Menjadi marah itu bisa diterima,dan bahkan menguntungkan di beberapa kesempatan. Kemarahan bisa menjadi kekuatan motivasi yang kuat bagi kita. Namun demikian,menjadi marah jauh berbeda dari menyimpan suatu amarah. Menyimpan amarah sangat kontra produktif,kita hanya akan terus berada di saat ini dan tidak ada hal yang bisa mengubah amarah tadi kecuali hanya membuat diri menjadi marah. Sebaiknya ambil kemarahan itu dan kita salurkan energinya pada saat itu juga. Tetapi apapun yang kita lakukan, jangan biarkan kemarahan terus mengakar pada diri kita.

Jangan Bertindak Superior
       Mempercayai diri kita lebih baik daripada mempercayai orang lain adalah suatu sikap yang merusak,bahkan ketika itu benar. Sedikit kerendahan hati harus menyertai kita. ketika orang lain merasa nyaman dengan kita,kitapun akan mendapatkan kepercayaan diri dan sikap yang meningkat. Merendahkan orang lain untuk membuat diri kita merasa lebih baik adalah suatu dalil  yang bahaya. Jadilah orang terbaik yang kita bisa. Kita semua hanyalah manusia pada akhirnya,yang merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain.

Kerjakan Sampai Berhasil
       Aturan emas ini masih merupakan aturan terbaik untuk diikuti. Perlakukan orang lain dengan cara seperti anda ingin diperlakuan. Ketika kita mengembangkan rasa hormat dan kebaikan pada orang lain,hal ini akan selalu kembali pada diri kita dalam bentuk sama atau bentuk lain. Bahkan pada waktu kita tidak mengharapkan.
      Kata2 amarah dan tindakan2 yang menyakitan bisa dimaafkan dan dilupakan,tapi tindakan-tindakan yang baik akan bertahan sepanjang hidup. Walaupun orang yang kita perlakukan dengan hormat tidak memberikan imbal balik terhadap kita,yang terpenting kita sudah bertingkah laku yang bermartabat dan tidak ada yang menjadikan kita malu.

Nah sobat itu sedikit yang bisa kita lakukan untuk bisa menjadi baik bagi kita,keluarga,teman ataupun orang-orang di sekitar kita semoga bermanfaat.

Senin, 20 Agustus 2012

MAKNA LEBARAN

Dari Anas, sesungguhnya Nabi, tatkala datang ke kota Madinah, beliau mendapatkan mereka merayakan dua hari lebaran, beliau bersabda:
{ كان لكم يومان تلعبون فيهما، وقد أبدلكم الله بهما خيرا منهما، يوم الفطر، ويوم الأضحى }
[رواه أبو داود والنسائي]
"Kamu memiliki dua hari lebaran yang kamu bermain-main padanya, sungguh Allah SWT telah menggantikan untukmu yang lebih baik darinya, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha." HR. Abu Daud dan an-Nasa`.
Lebaran merupakan salah satu syi'ar Islam dan penampakan yang paling besar. Sebagian manusia ada yang meremehkannya dan membuat hari-hari besar yang bid'ah. Maka engkau melihat orang yang bersiap-siap untuk merayakan hari lahir, hari ibu dan yang lainnya. Ia dan anak-anaknya merasa bahagia menyambut kedatangannya dan mengeluarkan uang untuk menghidupkanya. Adapun hari besar Islam, maka tidak ada nilai baginya. Bahkan mungkin lebaran berlalu sedangkan dia berpaling darinya, tanpa memperdulikannya. Firman Allah SWT:
﴿ ذَلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ
Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah SWT, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati. (QS. al-Hajj
Sesungguhnya hari lebaran adalah hari bahagian bagi yang baik batinnya dan murni niatnya karena Allah SWT. Lebaran bukanlah bagi orang yang memakai pakaian baru dan berbangga diri dengan jumlah dan persiapan. Sesungguhnya lebaran adalah bagi orang yang merasa takut terhadap hari ancaman dan takut kepada pemilik arsy, menumpahkan air mata karena bertaubat, berharap di hari pembalasan.
Saudaraku seiman: berikut ini ada beberapa sikap, disertai adab dan hukum-hukum lebaran:
Pertama: Pujilah Allah SWT yang telah menyempurnakan untukmu hari-hari di bulan yang agung ini, dan menjadikanmu terhadap orang yang melaksanakan puasa dan shalat malam. Perbanyaklah berdoa agar Allah SWT menerima puasa dan shalatmu, serta memaafkan kesalahan dan kekuranganmu.
Kedua: bertakbir, disyari'atkan bertakbir setelah tenggelam matahari di malam lebaran hingga shalat ied. Firman Allah SWT:
﴿ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [البقرة:185].
Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah SWT atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah:185)
Dan bacaannya adalah:
( الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد )
Disunnahkan laki-laki menyaringkan suara takbir di masjid, pasar, dan rumah untuk menyatakan pengagungan Allah SWT dan menampakkan ibadah dan syukur kepada-Nya.
Kedua: zakat fitrah: Rabb engkau mensyari'atkan kepadamu di penutup bulan ini untuk menunaikan zakat fitrah, yaitu untuk membersihkan orang yang puasa dari perbuatan keji dan sia-sia serta memberi makan kepada orang-orang miskin. Ukurannya adalah sebanyak satu sha', yaitu sekitar 2,5 Kg dari gandum atau kurma, atau keju atau anggur atau besar atau makanan sejenisnya, untuk anak kecil dan orang tua, laki-laki dan wanita, orang yang merdeka dan budak dari kaum muslimin. Waktu paling utama untuk mengeluarkannya adalah sebelum shalat ied dan boleh mengeluarkannya sebelum lebaran satu atau dua hari, dan tidak boleh menundanya setelah shalat ied dan tidak boleh mengeluarkannya, karena hal itu menyalahi perintah Rasulullah. Zakat fitrah itu dari jenis makanan manusia, dan harus mencari orang miskin untuk memberikannya kepada mereka. Dan di antara gambaran pendidikan di rumah keluarga muslim adalah membiasakan keluarganya untuk mengeluarkannya dengan mengikut sertakan anak kecil.
Keempat: mandi dan memakai minyak wangi bagi laki-laki serta memakai pakaian yang paling baik, tanpa berlebihan, tanpa menutup mata kaki serta tanpa mencukur jenggot, maka ini hukumnya haram. Adapun wanita, disyari'atkan baginya keluar menuju mushalla ied tanpa tabarruj (membuka aurat) dan tanpa berminyak wangi. Alangkah ruginya wanita muslimah yang keluar untuk taat kepada Allah SWT sedangkan ia melakukan maksiat kepada Allah SWT dengan tabarruj, membuka kepala dan memakai minyak wangi di hadapan laki-laki.
Kelima: memakan kurma dengan bilangan ganjil, tiga atau lima sebelum pergi ke mushalla berdasarkan perbuatan Rasulullah .
Keenam: shalat bersama kaum muslimin dan mendengarkan khutbah: menurut pendapat para ahli tahqiq dari para ulama seperti Syaihul Islam dan yang lainnya sesungguhnya shalat ied hukumnya wajib dan tidak gugur kewajibannya kecuali karena uzur. Para wanita juga menghadiri shalat ied bersama kaum muslimin hingga wanita yang sedang haid, sekalipun ia harus menjauh dari mushalla.
Ketujuh: melewati jalan yang berbeda: disunnahkan pergi ke masjid melewati satu jalan dan pulang melewati jalan yang lain, berdasarkan perbuatan Nabi r.
Kedelapan: tidak mengapa mengucapkan selamat hari lebaran, seperti ucapan: 'Semoga Allah SWT ibadah kami dan kamu.'
Kami mengingatkan engkau, wahai saudaraku yang tercinta, beberapa kesalahan yang sangat disayangkan terhadap di hari dan malam lebaran, agar menjauhinya. Yang mengherankan sebagian kaum muslimin menutup taat ini dengan perbuatan maksiat, dan yang lain mengganti istighfar di akhir setiap ibadah dengan perbuatan sia-sia, dan di antara kesalahan itu:
  1. Takbir berjamaah dengan satu suara atau diulangi di belakang satu orang dengan ucapan 'Allahu Akbar' atau membuat salah satu shighat takbir yang tidak disyari'atkan.
  2. Meyakini disyari'atkan menghidupkan malam lebaran dan mengutip hadits-hadits yang tidak shahih.
  3. Menentukan hari lebaran untuk ziarah kubur dan memberi salam kepada mayat.
  4. Bercampur laki-laki dan perempuan di sebagian mushalla, jalanan, dan tempat permaianan.
  5. Sebagian orang berkumpul di hari lebaran untuk menyanyi, perbuatan sia-sia dan percuma, dan ini tidak boleh.
  6. Sebagian orang merasa bahagia dengan tibanya lebara karena bulan Ramadhan telah selesai dan berhenti ibadah padanya, dan seolah-olah ia merupakan beban berat di atas punggungnya, ini adalah bahaya besar.
  7. Tenggelam dalam perkara yang dibolehkan, dari pakaian dan minuman, hingga mengarah kepada berlebihan dalam hal itu. Firman Allah SWT:
﴿ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ [الأعراف:31].
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. al-A'raaf:31)
Saudaraku yang tercinta, jangan lupa bahwa Rabb bulan Ramadhan adalah Rabb semua bulan. Tetaplah selalu dalam taat dan mohonlah ketetapan dalam agama ini hingga engkau bertemu dengan-Nya. Dan ketahuilah bahwa berakhirnya waktu taat dan ibadah bukanlah pendorong hari lebaran, seperti yang disangka sebagian orang, sebagaimana firman Allah SWT:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ [الحجر:99]
dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS. al-Hijr:99)
yakin adalah kematian. Sebagian salaf berkata: amal ibadah seorang muslim tidak berakhir sebelum kematian. Al-Hasan berkata: 'Sebagian kaum ada yang enggan terus menerus ibadah. Demi Allah SWT, bukan seorang mukmin yang beramal satu atau dua bulan, satu tahun atau dua tahun. Tidak demi Allah SWT, amal ibadah seorang mukmin tidak ada batas sebelum kematian. Saat khutbah di antara minbar, Umar bin Khathab t membaca:
﴿ إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ [فصلت:30].
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:"Rabb kami ialah Allah SWT" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):" (QS. Fushshilat:30)
Ia berkata: demi Allah SWT, mereka istiqamah dengan taat kepada Allah SWT, kemudian tidak melakukan penyimpangan.
Jika engkau –wahai muslim- meninggalkan bulan taat dan ibadah, musim kebaikan dan kemerdekaan dari nereka, maka sesungguhnya Allah SWT menjadikan untuk kita taat dan ibadah yang menenangkan jiwa orang yang beriman dan mendinginkan mata seorang muslim, berupa berbagai macam ibadah sunah sepanjang tahun, di antaranya adalah:
  1. Puasa enam hari bulan Syawal: dari Abu Ayyub al-Anshari t, sesungguhnya Nabi r bersabda:
{ من صام رمضان ثم أتبعه ست من شوال كان كصيام الدهر } [رواه مسلم]
"Barangispa yang puasa Ramadhan kemudian meneruskan puasa enam hari bulan Syawal, ia seperti puasa satu tahun." HR. Muslim.
Jika engkau mempunyai kewajiban mengqadha, maka bayarlah kemudian puasa Syawal.
  1. Puasa hari-hari putih dan hari Arafah bagi orang yang tidak berhaji, demikian pula puasa hari Senin dan Kamis.
  2. Shalat malam dan menjaga shalat witir dan ikutilah orang-orang yang terpilih:
﴿ كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ [الذاريات:17].
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; (QS. adz-Dzariyat:17)
  1. Selalu melaksanakan shalat rawatib yang menyertai shalat fardhu yang berjumlah 12 rekaat: 4 rekaat sebelum Dhuhur, dua rekaat sesudahnya, dua rekaat setelah Maghrib, dua rekaat sesudah Isya', dan dua rekaat sebelum Fajar.
  2. Membaca al-Qur`an dan serius atasnya setiap hari, sekalipun hanya satu juz saja.
  3. Bersungguh-sungguh terhadap amal kebajikan dan istiqamah di atas taat. Firman Allah SWT:
﴿ فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ [هود:112].
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu. (QS. Hud:112)
  1. Tadharru' dan merendahkan diri, serta berdoa kepada Rabb-mu agar menghidupkan engkau di atas Islam dan mematikan engkau atasnya, mintalah ketetapan di atas kalimah tauhid. Di antara doa nabi umat ini adalah:
{ يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك } [رواه الترمذي].
"Wahai Yang Membolak balikan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu." HR. at-Tirmidzi.
Berbagai macam bentuk ibadah sangat banyak dan pahalanya sangat besar. Firman Allah SWT.
﴿ مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ [النحل:97].
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS.an-Nahl:97)
Bersungguh-sungguhlah, wahai saudara muslimku, untuk selalu melaksanakan amal shalih dan waspadalah terhadap datangnya kematian saat engkau berbuat maksiat. Renungkanlah bahwa di antara tanda diterimanya amal ibadahmu di bulan Ramadhan adalah engkau terus menerus di atas ibadah sesudahnya, kebaikan diikuti oleh kebaikan dan keburukan diikuti oleh keburukan.
Wahai kekasih, hari-hari lebaran bukanlah hari-hari permainan dan melupakan diri, tetapi ia adalah hari-hari untuk ibadah dan bersyukur. Seorang mukmin berbolak balik di dalam berbagai macam ibadah dan tidak ada batas baginya. Dan di antara ibadah tersebut yang dicintai Allah SWT dan diridhai-Nya adalah: menyambung tali silaturrahim, mengunjungi keluarga, meninggalkan kebencian dan kedengkian, kasihan terhadap orang muskim dan anak yatim, dan membuat senang para janda dan orang fakir.
Renungkanlah perputaran hari yang cepat berlalu, segeralah bertaubat dan kembali kepada Allah SWT dengan benar. Tanamkanlah, wahai kekasih, di dalam jiwamu untuk selalu taat dan ibadah, maka sesungguhnya dunia hanyalah hari-hari yang sangat sedikit. Ketahuilah, sesungguhnya hati seorang mukmin tidak bisa tenang dan tenteram sehingga kakinya menginjakkan surga. Maka segeralah menuju surga yang lebarnya seperti langit dan bumi. Jauhkanlah dirimu dari api neraka yang menyala-nyala, tidak ada yang memasukinya kecuali orang yang celaka. Peganglah hadits Rasulullah SAW:
سددوا وقاربوا، وأعلموا أن لن يدخل أحدكم عمله الجنة، وأن أحب الأعمال أدومها إلى الله وإن قل [رواه البخاري].
"Luruskan dan dekatkan, ketahuilah bahwa amal ibadah seseorang darimu tidak bisa memasukkannya ke dalam surga, dan sesungguhnya amal yang paling disukai kepada Allah SWT adalah yang terus menerus, sekalipun hanya sedikit.' HR. al-Bukhari.
Ya Allah, tetapkanlah kami di atas iman dan amal shalih. hidupkanlah kami dalam kehidupan yang baik dan hubungkanlah kami dengan orang-orang shalih. Wahai Rabb kami, terimalah kami, sesungguhnya Engkau Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. Ampunilah kami dan kedua orang tua kami serta semua kaum muslimin. Dan akhir doa kami adalah segala puji bagi Allah Rabb semesta.

Minggu, 29 Juli 2012

Marhaban ya Ramadhan


Marhaban ya Ramadhan! 

Tidak terasa ya, alhamdulillah sekarang kita semua bisa kembali merasakan lagi indahnya Ramadhan. Bulan yang suci, penuh ampunan, penuh pahala, yang benar-benar istimewa dan lain daripada biasanya. Walaupun banyak orang yang menganggap Ramadhan adalah bulan ‘latihan membentuk fisik, mental, dan spiritual’, saya sendiri lebih suka menganggap bahwa bulan Ramadhan adalah bulan perjuangan. Ibaratnya, jika dalam 1 tahun ada 12 bulan, maka untuk menghadapi Ramadhan, kita perlu ‘latihan’ dulu sepanjang 11 bulan sebelumnya agar benar-benar siap menghadapi peperangan sesungguhnya melawan hawa nafsu di Ramadhan kali ini.
Mengapa begitu? Karena sering sekali saya mengamati orang ‘tiba-tiba’ menjadi shaleh ketika Ramadhan saja. Bahkan, mungkin hanya 3 minggu awal Ramadhan, di mana Ramadhan selanjutnya sudah kembali seperti sedia kala. Jadinya seperti orang yang ikut-ikutan saja. Contohnya shaf shalat tarawih di masjid, jika awal ramadhan susah mencari shaf kosong, tapi semakin lama Ramadhan berlangsung, semakin maju shaf shalatnya (semakin sedikit).
Bagaimana seandainya jika diri kita memang belum mempersiapkan apapun untuk Bulan Ramadhan ini? Nah, di sini saya ingin menuliskan 7 tantangan yang bisa sahabat lakukan agar Ramadhan kali ini lebih terarah dan menantang. Tujuannya agar kita lebih memaknai Ramadhan dengan nikmat dan syukur-syukur tantangan ini dilanjutkan ke bulan-bulan berikutnya untuk mempersiapkan Ramadhan tahun depan menjadi lebih baik lagi. Ingin tahu apa saja tantangannya?

1. Buatlah Targetan Ramadhan yang Jelas
Kualitas Ramadhan seseorang, akan sangat ditentukan dengan targetan-targetan yang dia tetapkan. Sebenarnya sama seperti hidup kita. Nah, Ramadhan adalah bulan yang luar biasa, kenapa kita tidak menetapkan targetan yang jelas dan menantang? Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah,  “Barang siapa yang melakukan ibadah pada malam hari bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan ridha Allah, dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.” (Muttafaqun ‘Alaihi). Jadi, sayang kan jika kita tidak memiliki targetan Ramadhan yang jelas?

2. Berapa Kali Khatam? Berapa Banyak Pemahamannya?
Ini terkait dengan salah satu kegiatan yang identik dengan bulan Ramadhan, khususnya di lingkungan para ikhwah atau aktivis dakwah. Berlomba-lomba untuk mengkhatamkan Quran. Tetapi, seperti yang banyak saya amati (saya suka banget mengamati ya, hehe) kita biasanya hanya berfokus pada kuantitas yang kita baca, tanpa memperhatikan kualitas bacaan kita. Baik itu tahsin, tajwid, hingga pemahaman terhadap ayat-ayat yang kita baca. Makanya saya sering bertanya pada mereka yang berkali-kali khatam apakah memahami apa yang mereka baca? Akan lebih baik jika mengutamakan kualitas dan juga kuantitas sekaligus.
Tips: Setelah menyelesaikan tadarus/tilawah Quran, baca dan pahami juga maknanya. Bacalah Quran yang ada terjemahnya. :)

3. Fenomena Shalat Fardhu dan Tarawih yang Lucu
Suatu saat saya shalat subuh berjamaah di masjid, hanya ada dua shaf (padahal bulan Ramadhan). Begitu pula shalat maghrib yang malah hanya 1 shaf, baru kemudian shalat isya dan tarawih jamaah meluber sampai keluar-luar. Saya hanya ingin mengingatkan, bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Seorang lelaki buta menjumpai Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam dan berkata: “Wahai Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam sungguh aku tidak memiliki seorang penuntun yang menuntunku berjalan ke masjid. Lalu ia memohon kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam agar diberikan keringanan sehingga boleh shalat di rumahnya.  Lalu beliau shallallâhu ‘alaihi wasallam membolehkannya. Ketika orang tersebut berpaling pergi, beliau memanggilnya dan bertanya: ”Apakah kamu mendengar adzan shalat?”  Ia menjawab: “Ya”. Beliau pun menyatakan: “Maka datangilah!” .
Pelajarannya adalah (khususnya bagi ikhwah), bahwa shalat berjamaah di masjid adalah suatu amalan yang sangat utama, bahkan orang yang buta pun tetap diperintahkan untuk mendatanginya. Pernah ada suatu riwayat yang mengumpamakan, jika ada yang tidak shalat di masjid, maka bakar rumah-rumah mereka (sebagai sebuah perumpamaan betapa pentingnya shalat berjamaah di masjid dibandingkan di rumah.
Fenomena yang lucu adalah, “kenapa hanya shalat tarawih yang ramai yaa?”
Jadi, tantangan berikutnya adalah selalu shalat wajib berjamaah di masjid.
TIPS: Luruskan pola pikir bahwa sebenarnya shalat wajib berjamaah di masjid itu jauh lebih utama, dan tarawih adalah salah satu sarana latihan untuk itu. Mulai hari ini biasakan untuk shalat berjamaah di masjid ya, tepat waktu. :)

4. Sedekah, Wani Piro?
Ini juga tantangan keren nih di bulan Ramadhan. Berapa target sedekahmu per hari? Berhubung bulan Ramadhan, coba dong untuk bersedekah dengan nominal lebih besar. Kalau biasanya sedekah hanya dengan modal golok (duit seribu), sekarang harus pake peci (duit seratus ribu). Tapi mungkin itu berat yah, turunin aja deh minimal 10.000. Ga berani juga? Trus Wani piro?
TIPS: Sedekah harus diiringi oleh dua hal, kualitas dan kuantitas. Kualitas adalah keikhlasan dalam bersedekah dan niat yang lurus, kuantitas adalah banyaknya sedekah itu. Sekarang udah jaman kompetisi, jangan mengkotak-kotakkan antara kuantitas dan kualitas. Kalo liat ada yang sedekah gede, kita langsung berpikir, “sedekah yang penting niatnya.” Ya kenapa ga dicoba juga sedekah yang besar tapi dengan niat yang untuk karena Allah? :). Emang gabisa?

5. Hafalan Quran, Berapa Banyak?
Ramadhan adalah momentum tepat untuk mengingatkan kembali kepada kita betapa tinggi derajat seorang penghafal Quran di mata Allah. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak umlahnya, kemudian Rasulullah mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampaikanlah pada Shahabi yang paling muda usaianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab, “Aku hafal surat ini..surat ini..dan surat Al Baqarah.”Benarkah kau hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i). Itu baru satu keutamaan, yang lainnya adalah “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dzalim.” (QS Al-Ankabut : 49)
Tidak sembarang orang bisa menghafal Quran, tetapi setiap penghafal Quran yang saya temui pasti memiliki ‘aura’ yang berbeda serta karisma tersendiri (*-*). Berapa banyak ayat yang kita hafal?
TIPS: MARI KITA NIAT BERSAMA-SAMA! Cobalah setiap shalat fardhu, setelah tilawah quran mencoba untuk menghafalkan 10-20 ayat Quran.

Minggu, 10 Juni 2012

Hukum Mendoakan Orang Non-Muslim


Mendoakan orang lain hukumnya tentu baik dan berpahala. Termasuk juga mendoakan hal-hal yang baik buat seorang non muslim sekalipun. Misalnya mendoakan kesembuhannya bila sakit atau bisa terbebas dari kesulitan duniawi lainnya. Dan yang paling utama adalah mendoakannya agar mendapat hidayah dari Allah sehingga bisa memeluk Islam.

Tentu doa ini tidak ada kaitannya dengan aqidah, melainkan lebih merupakan sebuah doa yang bersifat kemanusiaan, di mana sebagai sesama manusia, wajarlah bila kita saling tolong dengan sesama.

Bahkan sebagai muslim diwajibkan kepada kita untuk melindungi kafir zimmi segala hal yangmencelakakan mereka. Bahkankalau sampai adapihak umat Islam yang menyakiti kafir zimmi yang berada dalam perlindungan umat Islam, maka yang memerangi itu harus diperangi. Maka mendoakan kebaikan duniawi buat mereka tentu saja merupakan hal yang wajar dan diperbolehkan.

Batas yang tidak boleh adalah memohonkan ampunan bagi orang yang kafir dan mati dalam kekafirannya. Meski pun yang kafir itu masih saudara kita sendiri. Dan dalam konteks itulah Allah SWT melarang Nabi Ibrahim mendoakan dan memintakan ampunan bagi ayahnya yang kafir.

Berkata Ibrahim, Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.

Dan permintaan ampun dari Ibrahim untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.

Ungkapan innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un bukan doa dan sama sekali tidak bermaksud mendoakan orang yang wafat, melainkan ungkapan zikir biasa yang dikaitkan dalam konteks bila ada yang wafat. Sedangkan yang wafat itu beragama apapun, tidaklah menjadi masalah. Sebab makna lafaz dari hanyalah ungkapa bahwa kita ini semua milik Allah dan kita pasti akan kembali kepadan-Nya. Bahwa seorang mati dalam keadaan beriman atau tidak beriman, itu urusan masing-masing.

Selama lafaz itu tidak bermakna doa atau memohonkan ampunan, tentu tidak terkena larangan. Namun bila diteruskan dengan ungkapan lain, seperti: semoga arwahnya diterima di sisi tuhan , tentu saja haram hukumnya. Sebab siapapun yang meninggal bukan sebagai muslim, sudah pasti arwahnya tidak akan diterima Allah. Tapi bukan gentayangan, melainkan tidak diterima sebagai hamba yang baik, sebaliknya diterima sebagai hamba yang kafir, ingkar dan sudah pasti 100% masuk neraka. Dan tanpa kemungkinan untuk diampuni lagi dosanya.

Demikian juga bila harapan kita adalah: Semoga arwahnya tenang di sisi-Nya , tentu saja tidak boleh. Sebab dalam pandangan aqidah kita, seorang yang mati dalam keadaan kafir, arwahnya tidak akan tenang. Sebab mereka harus berhadapan dengan malaikat azab. Jadi tidak layak kalau dimakamnya ditulis: RIP , yang benar adalah RIF .

Apa yang kami sampaikan ini bukan berarti kita harus membenci non muslim. Sama sekali tidak. Namun tema ini adalah bagian dari aqidah seorang muslim, untuk membedakan bahwa agama Islam itu tidak sama dengan agama lain. Bedanya jelas, yang muslim kalau mati masuk surga sedangkan yang bukan muslim matinya pasti masuk neraka. Jadi ungkapan bahwa semua agama itu sama adalah ungkapan yang sesat dan menyesatkan.

Tetapi kalau kita sampaikan rasa bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan, misalnya dengan ucapan turut berduka cita, seperti yang umumnya tertulis di karangan bunga, tentu tidak menjadi masalah. Toh, ungkapan ini juga bukan doa melainkan hanya ungkapan rasa simpati sebagai sesama manusia biasa. Bahkan kalaupun kita mohon kepada Allah SWT agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran, tentu saja tidak mengapa.