Minggu, 29 Juli 2012

Marhaban ya Ramadhan


Marhaban ya Ramadhan! 

Tidak terasa ya, alhamdulillah sekarang kita semua bisa kembali merasakan lagi indahnya Ramadhan. Bulan yang suci, penuh ampunan, penuh pahala, yang benar-benar istimewa dan lain daripada biasanya. Walaupun banyak orang yang menganggap Ramadhan adalah bulan ‘latihan membentuk fisik, mental, dan spiritual’, saya sendiri lebih suka menganggap bahwa bulan Ramadhan adalah bulan perjuangan. Ibaratnya, jika dalam 1 tahun ada 12 bulan, maka untuk menghadapi Ramadhan, kita perlu ‘latihan’ dulu sepanjang 11 bulan sebelumnya agar benar-benar siap menghadapi peperangan sesungguhnya melawan hawa nafsu di Ramadhan kali ini.
Mengapa begitu? Karena sering sekali saya mengamati orang ‘tiba-tiba’ menjadi shaleh ketika Ramadhan saja. Bahkan, mungkin hanya 3 minggu awal Ramadhan, di mana Ramadhan selanjutnya sudah kembali seperti sedia kala. Jadinya seperti orang yang ikut-ikutan saja. Contohnya shaf shalat tarawih di masjid, jika awal ramadhan susah mencari shaf kosong, tapi semakin lama Ramadhan berlangsung, semakin maju shaf shalatnya (semakin sedikit).
Bagaimana seandainya jika diri kita memang belum mempersiapkan apapun untuk Bulan Ramadhan ini? Nah, di sini saya ingin menuliskan 7 tantangan yang bisa sahabat lakukan agar Ramadhan kali ini lebih terarah dan menantang. Tujuannya agar kita lebih memaknai Ramadhan dengan nikmat dan syukur-syukur tantangan ini dilanjutkan ke bulan-bulan berikutnya untuk mempersiapkan Ramadhan tahun depan menjadi lebih baik lagi. Ingin tahu apa saja tantangannya?

1. Buatlah Targetan Ramadhan yang Jelas
Kualitas Ramadhan seseorang, akan sangat ditentukan dengan targetan-targetan yang dia tetapkan. Sebenarnya sama seperti hidup kita. Nah, Ramadhan adalah bulan yang luar biasa, kenapa kita tidak menetapkan targetan yang jelas dan menantang? Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah,  “Barang siapa yang melakukan ibadah pada malam hari bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan ridha Allah, dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.” (Muttafaqun ‘Alaihi). Jadi, sayang kan jika kita tidak memiliki targetan Ramadhan yang jelas?

2. Berapa Kali Khatam? Berapa Banyak Pemahamannya?
Ini terkait dengan salah satu kegiatan yang identik dengan bulan Ramadhan, khususnya di lingkungan para ikhwah atau aktivis dakwah. Berlomba-lomba untuk mengkhatamkan Quran. Tetapi, seperti yang banyak saya amati (saya suka banget mengamati ya, hehe) kita biasanya hanya berfokus pada kuantitas yang kita baca, tanpa memperhatikan kualitas bacaan kita. Baik itu tahsin, tajwid, hingga pemahaman terhadap ayat-ayat yang kita baca. Makanya saya sering bertanya pada mereka yang berkali-kali khatam apakah memahami apa yang mereka baca? Akan lebih baik jika mengutamakan kualitas dan juga kuantitas sekaligus.
Tips: Setelah menyelesaikan tadarus/tilawah Quran, baca dan pahami juga maknanya. Bacalah Quran yang ada terjemahnya. :)

3. Fenomena Shalat Fardhu dan Tarawih yang Lucu
Suatu saat saya shalat subuh berjamaah di masjid, hanya ada dua shaf (padahal bulan Ramadhan). Begitu pula shalat maghrib yang malah hanya 1 shaf, baru kemudian shalat isya dan tarawih jamaah meluber sampai keluar-luar. Saya hanya ingin mengingatkan, bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Seorang lelaki buta menjumpai Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam dan berkata: “Wahai Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam sungguh aku tidak memiliki seorang penuntun yang menuntunku berjalan ke masjid. Lalu ia memohon kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam agar diberikan keringanan sehingga boleh shalat di rumahnya.  Lalu beliau shallallâhu ‘alaihi wasallam membolehkannya. Ketika orang tersebut berpaling pergi, beliau memanggilnya dan bertanya: ”Apakah kamu mendengar adzan shalat?”  Ia menjawab: “Ya”. Beliau pun menyatakan: “Maka datangilah!” .
Pelajarannya adalah (khususnya bagi ikhwah), bahwa shalat berjamaah di masjid adalah suatu amalan yang sangat utama, bahkan orang yang buta pun tetap diperintahkan untuk mendatanginya. Pernah ada suatu riwayat yang mengumpamakan, jika ada yang tidak shalat di masjid, maka bakar rumah-rumah mereka (sebagai sebuah perumpamaan betapa pentingnya shalat berjamaah di masjid dibandingkan di rumah.
Fenomena yang lucu adalah, “kenapa hanya shalat tarawih yang ramai yaa?”
Jadi, tantangan berikutnya adalah selalu shalat wajib berjamaah di masjid.
TIPS: Luruskan pola pikir bahwa sebenarnya shalat wajib berjamaah di masjid itu jauh lebih utama, dan tarawih adalah salah satu sarana latihan untuk itu. Mulai hari ini biasakan untuk shalat berjamaah di masjid ya, tepat waktu. :)

4. Sedekah, Wani Piro?
Ini juga tantangan keren nih di bulan Ramadhan. Berapa target sedekahmu per hari? Berhubung bulan Ramadhan, coba dong untuk bersedekah dengan nominal lebih besar. Kalau biasanya sedekah hanya dengan modal golok (duit seribu), sekarang harus pake peci (duit seratus ribu). Tapi mungkin itu berat yah, turunin aja deh minimal 10.000. Ga berani juga? Trus Wani piro?
TIPS: Sedekah harus diiringi oleh dua hal, kualitas dan kuantitas. Kualitas adalah keikhlasan dalam bersedekah dan niat yang lurus, kuantitas adalah banyaknya sedekah itu. Sekarang udah jaman kompetisi, jangan mengkotak-kotakkan antara kuantitas dan kualitas. Kalo liat ada yang sedekah gede, kita langsung berpikir, “sedekah yang penting niatnya.” Ya kenapa ga dicoba juga sedekah yang besar tapi dengan niat yang untuk karena Allah? :). Emang gabisa?

5. Hafalan Quran, Berapa Banyak?
Ramadhan adalah momentum tepat untuk mengingatkan kembali kepada kita betapa tinggi derajat seorang penghafal Quran di mata Allah. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak umlahnya, kemudian Rasulullah mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampaikanlah pada Shahabi yang paling muda usaianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab, “Aku hafal surat ini..surat ini..dan surat Al Baqarah.”Benarkah kau hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i). Itu baru satu keutamaan, yang lainnya adalah “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dzalim.” (QS Al-Ankabut : 49)
Tidak sembarang orang bisa menghafal Quran, tetapi setiap penghafal Quran yang saya temui pasti memiliki ‘aura’ yang berbeda serta karisma tersendiri (*-*). Berapa banyak ayat yang kita hafal?
TIPS: MARI KITA NIAT BERSAMA-SAMA! Cobalah setiap shalat fardhu, setelah tilawah quran mencoba untuk menghafalkan 10-20 ayat Quran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar